Kepulauan Seribu Dibuka Kembali Untuk Para Wisatawan

Kabupaten Kepulauan Seribu kerap dilihat sebagai arah rekreasi yang nyaman selama saat peralihan limitasi sosial bertaraf fantastis (PSBB). Berada tidak jauh jauh dari Jakarta, kabupaten ini terbagi dalam beberapa pulau, diantaranya Bidadari, Kelor, Cipir, dan Pramuka.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Inovatif Kepulauan Seribu, Puji Astuti, menjelaskan ke kompas.com pada Agustus jika semua pulau sudah dibuka lagi untuk pengunjung.

Kabupaten ini bisa diraih dari beberapa titik di Jakarta Utara, diantaranya Pelabuhan Marina Ancol dan Dermaga Kali Dingin. Wisatawan harus patuhi prosedur kesehatan, misalnya dengan jalani pengecekan temperatur, bawa surat info kesehatan dan jaga kebersihan, untuk seberang ke beberapa pulau.

Guide Agnes Felicia dari tur operator Rekreasi Inovatif Jakarta menjelaskan ongkos layanan angkutan air bakal bergantung pada nusa yang mana bakal didatangi, dan waktu terbaik untuk lakukan perjalanan ialah dari Mei sampai September.

“Harga dari Marina umumnya tambah mahal, tetapi sesuai dengan kenyamanan dan waktu pintas yang lebih singkat,” kata Agnes saat virtual tur ke Kepulauan Seribu pada 27 Juni kemarin. Tour ini sebagai kerja sama di antara Rekreasi Inovatif Jakarta, perusahaan tehnologi pariwisata Atourin dan pelestarian. -Kampung Berseri Astra berbasiskan daerah. “Untuk pesan speedboat dari Marina ke Nusa Bidadari, misalkan, sekitaran Rp 400.000 atau Rp 500.000. Tiap speedboat bisa berisi 16 sampai 20 orang dan perjalanan bakal memerlukan waktu sekitaran 20 menit.”

Penghentian pertama tour ialah Nusa Bidadari selebar 6 hektar, yang tampilkan tempat resort dan situs monumental yang dipenuhi oleh kanon tua dan puing-puing benteng. Pengunjung bakal memerlukan sekitaran 30 menit atau satu jam untuk menelusuri semua tempat.

Arah kami setelah itu beberapa pulau kecil Cipir, Onrust dan Kelor. Mereka kerap ditempatkan dalam gagasan perjalanan sehari oleh pelaksana tour karena lokasinya bersisihan keduanya. Bisa diraih cuman dalam kurun waktu 15 menit dari Nusa Bidadari, Cipir jadi tempat karantina oleh Belanda di awal 1900-an, saat Batavia dirundung kolera. Nusa ini mempunyai museum dan puing-puing bangunan tua.

Kelor lebih kecil dari Cipir dan awalnya dipakai untuk mekanisme pertahanan laut Batavia. Pelancong bisa berkunjung puing-puing benteng Martello di nusa itu.

Seperti Cipir, Onrust berperan sebagai tempat karantina di periode kemarin. Nusa ini disebutkan sudah jadi tempat tinggal untuk sebuah galangan kapal paling besar di Asia Tenggara pada era ke-17 dan ke-18.

Dari Onrust, kami meneruskan perjalanan ke Nusa Pramuka, nusa selebar 16 hektar yang tertekan, tempat kantor Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Seribu ada. Mahariah, warga asli dan perintis Daerah Berseri Astra, menjelaskan nusa itu mempunyai lima pelabuhan, masing-masing layani arah yang lain, sebagaimana untuk kapal PNS dan nelayan.

Mahariah menjelaskan jika nusa itu dahulunya enggak terhambat dan dikenali sebagai Nusa Elang. Beberapa fantastis warganya datang dari nusa tetangga Panggang dan saat ini bekerja sebagai nelayan, pemandu, karyawan balad, atau guru.

Pengunjung bisa menelusuri semua sisi nusa dalam kurun waktu kurang dari 1 jam dengan naik sepeda. Ini mempunyai tempat untuk memandang mentari keluar dan tenggelam, menyelam dan snorkeling. Mereka yang berekreasi ke Nusa Pramuka dapat bermalam di tempat tinggal masyarakat. “Semua homestay disemprotkan dengan disinfektan saat sebelum tamu tiba dan sesudah mereka pergi,” kata Mahariah.

Di akhir minggu ke-2 Juni, pas sesudah PSBB dilonggarkan untuk memungkinkannya semakin banyak aktivitas ekonomi, sekitaran 1.900 pemudik padati Kabupaten Kepulauan Seribu. Disongsong 619 pengunjung pada 13 Juni dan 1.265 orang pada 14 Juni. (wng)