Selandia Baru Sepakat Melanjutkan Travel Bubble Ke Australia

Interval delapan minggu dalam travel bubble dengan Australia. Berpengaruh langsung pada pemesanan perhotelan dan fasilitas Selandia Baru.

Kepala Eksekutif Perhotelan Selandia Baru Julie White menjelaskan. Imbas penundaan pada bidang perhotelan dan fasilitas selekasnya dirasa. Media lokal memberikan laporan pada Jumat, 23 Juli.

Kesepakatan Negara Selandia Baru Dan Australia Terhadap Travel Bubble

“Fokus pertama operator perhotelan ialah keselamatan orang, komune, dan whanau (keluarga) mereka. Menyamakan resiko kesehatan dan imbas ekonomi berpengaruh pada industri perhotelan dan fasilitas,” kata White.

Perjalanan bebas karantina dari semua negara sisi dan kawasan Australia. Ke Selandia Baru dibatalkan karena keadaan COVID-19 di Australia lebih buruk.

Mulai pukul 11:59 malam Jumat, masyarakat Australia tidak kembali bisa masuk Selandia Baru tanpa karantina. Travel bubble bakal berlaku minimal sepanjang delapan minggu di depan. Pertama Menteri Jacinda Ardern menjelaskan pada pertemuan jurnalis di hari Jumat.

“Aku sedih dengan imbas yang diakibatkan pada beberapa orang di industri ini, dan munculnya kecapekan karena COVID,” kata White.

Kegunaan Travel Bubble Dianggap Sangat Berguna Bagi Kedua Negara

Peter Wood dan Susanne Wood yang jalankan restaurant dan sarana pertemuan butik di Methven. Sebuah kota di daerah Canterbury, menjelaskan mereka terima penangguhan pertama Travel bubble dari tamu Australia yang diminta.

Susanne menjelaskan mereka menginginkan semakin banyak penangguhan yang bakal tiba.

“Kami cukup kenyang sepanjang bulan kedepan karena berlibur sekolah di semua Tasman,” kata Susanne. “Beberapa tamu kami dari Australia telah ada di negara ini hingga pemesanan. Mereka tidak dipengaruhi tapi mereka yang belum tiba bakal menggagalkan.”

The Woods menjelaskan mereka mengharap beberapa orang yang merencanakan lakukan perjalanan ke Australia bisa lakukan perjalanan di Selandia Baru sebagai tukarnya yaitu travel bubble.

Selandia Baru bakal mengambil penundaan beberapa “travel bubble” dengan Australia mulai larut malam di hari Minggu karena kekuatiran pandemi COVID-19 di Sydney berkurang.

Selandia Baru sudah memblok perjalanan ke dan dari New South Wales, negara sisi paling padat di Australia. Di hari Kamis sesudah pasangan di Sydney yang tidak mempunyai jalinan dengan karier beresiko tinggi. Atau orang yang dipastikan positif COVID-19.

Beberapa kasus itu menggerakkan rekondisi kembali langkah-langkah jarak sosial disekitaran Sydney. Dan kampanye untuk membikin semakin banyak orang ditest, saat faksi berkuasa segera untuk tentukan sumber infeksi. Baca secara lengkap

Tetapi, petinggi kesehatan negara bagian dari hari Sabtu memberikan laporan hari ke-2 beruntun tanpa kasus baru, hilangkan kekuatiran mengenai pandemi yang bertambah luas di kota.

Peran Penting Dalam Menjalin Suatu Travel Bubble Pada Masa Pandemik

Menteri Responsif COVID-19 Selandia Baru Chris Hipkins menjelaskan perjalanan ke dan dari NSW. Tempat tinggal untuk sepertiga dari 25 juta warga Australia. Bakal diteruskan sesudah petinggi kesehatan tentukan resiko ke Selandia Baru rendah.

“Selandia Baru secara stabil ambil pendekatan kehati-hatian untuk menahan COVID-19,” kata Hipkins dalam sebuah pengakuan.

Australia dan Selandia Baru memulai meluluskan perjalanan bebas karantina kurang dari satu bulan lalu. Sesudah terlalu lama dari 0 kasus yang didapatkan secara lokal di beberapa negara tetangga.

“Kontrol tepian ialah alat khusus untuk hentikan masuknya dan penebaran kasus baru. Di luar dan masih tetap jadi pusat taktik eliminasi kami,” kata Hipkins.

Saat itu Australia sudah larang perjalanan dari India karena tingkat infeksi yang tinggi. Tapi menjelaskan bakal mulai mencarter penerbangan repatriasi pada 15 Mei.